Perubahan paradigma pembangunan yang menuntut kompetensi sumber daya insan yang mumpuni kesudahannya berdampak pada tuntutan peningkaatan kualitas pendidikan para pegawai. Beberapa posisi dilungkungan pemerintah maupun swasta mempersyaratkan pendidiakn para pegawainya minimal Sarjana (S1). Di bidang pendidikan misalnya amanat Undang-Undang Guru dan Dosen mewajibkan para guru harus mempunyai kualifikasi Sarjana (S1).
Syarat ini memang tidaklah berlebihan apa lagi pendidikan yang merupakan investasi masa depan menuntut kesiapan dan profesinalisme para pendidiknya, tetapi di sisi lain persyaratan ini membuat sebagian para guru kelimpungan. Mereka yang belum mempunyai kualifikasi Starta 1 kesudahannya harus kembali kuliah .Banyak yang menempuh tuntutan ini dengan prosedural dan menempuh studi di perguruan tinggi tinggi yang terkreditasi tetapi ada juga yang dengan sadar menempuh jalur pintas.
S1 |
Asal mendapat gelar sarjana mereka mengabaikan hal-hal yang sangat elementer menyerupai status perguruan tinggi ,proses pembelajaran serta linieritas gelar dengan bidang studi yang diampunya .Akibatnya gelar yang mereka dapatkan mengundang banyak pertanyaan bahkan sangat rentan dalam duduk masalah legalitas.
Menjamin forum pendidikan tinggi yang sebagian besar tak memenuhi standar yang ditetapkan pemerintah ,pada kesudahannya memunculkan duduk masalah sebab disinyalir banyak sarjana asal-asalan . Tak heran kesudahannya Kemenristekdikti turun tangan untuk melaksanakan penertiban .Tak pelak hingga hari ini sudah ratusan perguruan tinggi tinggi yang dicabut izinnya atau dibekukan aktivitas pembelajarannya.
Memiliki gelar sarjana tentunya menjadi kebanggan setiap orang yang menyandangnya .Namun tentunya mempunyai sebuah gelar sarjana menjadi tanggung jawab berat di tengah-tengah masyarakat .Pasalnya seorang sarjana diasumsikan telah mempunyai keilmuan yang memadai dan skill khusus untuk menjawab persaingan ketika ini .Tidak dibanyakan jika ada diantara masyarkat yang menyandang gelar sarjana tapi tak bisa mengambarkan kompetensinya tentu saja menjadi salah satu hal yang sangat memalukan .
Di luar permasalahan diatas ,kenyatan dilapangan juga mengambarkan banyak para sarjana yang kesulitan hanya sekedar mendapat pekerjaan .Padahal ektensi mereka sangat di harapkan sanggup melaksanakan perubahan di tengah-tengah masyarakat .Permasalahan pemberdayaan para sarjana hingga ketika ini masih menjadi sorotan utama banyak kalangan apalagi ketika ini para sarjana dihapadkan dengan persaingan ketat dalam dunia perjuangan .
" Saya berharap siapapun orangnya yang menyandang gelar sarjana harus bisa membuat dan membreikan bantuan bagi bangsa dan negara .Jika semua sarjana telah bisa membuat sesuatu yang gres maka tidak akan ada lagi sarjana yang menganggur "
Advertisement