cerita motivasi hidup - dalam hidup kadang kita merasa lelah, capek dan tidak bersemangat. Saat ibarat itu rasanya tidak ada lagi semangat dan tidak ada motivasi hidup. Banyak tema cerita motivasi baik yang bersifat bahan maupun spiritual. Tentang bahan contohnya yakni kisah motivasi pengusaha sukses, sukses mencari kerja, motivasi untuk mendapat nilai bagus dan sebagainya. Sedangkan motivasi hidup berkenaan dengan spiritual atau batin contohnya motivasi untuk rajin sholat, berbakti dengan orang bau tanah dan lainnya.
Kali ini akan kita berikan kumpulan kisah motivasi hidup untuk kesuksesan kita di dunia dan akhorat tentunya. Sebenarnya untuk sukses anda perlu berpegang teguh dengan pedoman Islam, lantaran di sana telah lengkap segalakunci kesuksesan baik di hadist nabi atau pun di alQuran. Di Islam ada pedoman yang sangat tepat yang sanggup menghantarkan penganutnya senang dunia dan akhirat.
-----------------------------------------------
cerita motivasi wacana kisah seorang ibu tua
-----------------------------------------------
Konon pada jaman dahulu, di Jepang ada semacam kebiasaan untuk membuang orang lanjut usia ke hutan. Mereka yang sudah lemah tak berdaya dibawa ke tengah hutan yang lebat, dan selanjutnya tidak diketahui lagi nasibnya.
Alkisah ada seorang anak yang membawa orang tuanya (seorang perempuan tua) ke hutan untuk dibuang. Ibu ini sudah sangat tua, dan tidak sanggup berbuat apa-apa lagi. Si anak laki-laki ini menggendong ibu ini hingga ke tengah hutan. Selama dalam perjalanan, si ibu mematahkan ranting-ranting kecil. Setelah hingga di tengah hutan, si anak menurunkan ibu ini.
"Bu, kita sudah sampai",kata si anak. Ada perasaan sedih di hati si anak. Entah kenapa beliau tega melakukannya.
Si ibu , dengan tatapan penuh kasih berkata:"Nak, Ibu sangat mengasihi dan mencintaimu. Sejak kau kecil, Ibu menawarkan semua kasih sayang dan cinta yang ibu kepunyaani dengan tulus. Dan hingga detik ini pun kasih sayang dan cinta itu tidak berkurang.
Nak, Ibu tidak ingin kau nanti pulang tersesat dan mendapat celaka di jalan. Makanya ibu tadi mematahkan ranting-ranting pohon, semoga sanggup kau jadikan petunjuk jalan".
Demi mendengar kata-kata ibunya tadi, hancurlah hati si anak. Dia peluk ibunya erat-erat sambil menangis. Dia membawa kembali ibunya pulang, dan ,merawatnya dengan baik hingga ibunya meninggal dunia.
Mungkin kisah diatas hanya dongeng. Tapi di jaman sekarang, tak sedikit kita jumpai bencana yang ibarat kisah diatas. Banyak manula yang terabaikan, entah lantaran anak-anaknya sibuk bisnis dll. Orang bau tanah terpinggirkan, dan hidup kesepian hingga ajal tiba. kadang hanya dimasukkan panti jompo, dan ditengok jkalau ada waktu saja.
Kiranya kisah diatas sanggup membuka mata hati kita, untuk sanggup menyayangi orang bau tanah dan manula. Mereka justru butuh perhatian lebih dari kita, disaat mereka menunggu waktu dipanggil Tuhan yang maha kuasa. Ingatlah usaha mereka pada waktu mereka muda, membesarkan kita dengan penuh kasih sayang, membekali kita hingga menjadi ibarat kini ini.
----------------------------------------
cerita motivasi akal semoga tidak memaksa
----------------------------------------
Seorang kakek tengah berjalan-jalan sambil menggandeng cucunya di jalan pinggiran pedesaan. Mereka menemukan seekor kura-kura. Anak itu mengambilnya dan mengamat-amatinya. Kura-kura itu segera menarik kakinya dan kepalanya masuk di bawah tempurungnya. Si anak mencoba membukanya setrik paksa.
“Cara demikian tidak pernah akan berhasil, nak!” kata kakek, “Saya akan mencoba mengajarimu.”
Mereka pulang. Sang Kakek meletakkan kura-kura di erat perapian. Beberapa menit kemudian, kura-kura itu mengeluarkan kakinya dan kepalanya sedikit demi sedikit. Ia mulai merangkak bergerak mendekati si anak.
“Janganlah mencoba memaksa melaksanakan segala seuatu, nak!” pesan yang tersirat kakek, “Berilah kehangatan dan keramahan, ia akan menanggapinya.”
-----------------------------------------------
cerita motivasi hidup wacana kisah sepasang suami istri
-----------------------------------------------
Kisah yang menyentuh, wacana suami istri yang saling menyayangi dan saling setia. Mudah2an sanggup menjadi renungan dan motivasi bersama di hari ini.
“Namaku Linda & saya mekepunyaani sebuah kisah cinta yang memberiku sebuah pelajaran tentangnya. Ini bukanlah sebuah kisah cinta jago & mengagumkan penuh gairah ibarat dalam novel-novel roman, walau begitu menurutku ini yakni kisah yang jauh lebih mengagumkan dari itu semua.
Ini yakni kisah cinta ayahku, Mohammed Huda alhabsyi & ibuku, Yasmine Ghauri. Mereka bertemu disebuah atrik resepsi komitmen nikah & kata ayahku ia jatuh cinta pada pandangan pertama ketika ibuku masuk kedalam ruangan & dikala itu ia tahu, inilah perempuan yang akan menikah dengannya. Itu menjadi kenyataan & kini mereka telah menikah selama 40 tahun & mekepunyaani tiga orang anak, saya anak tertua, telah menikah & menawarkan mereka dua orang cucu.
Mereka senang & selama bertahun-tahun telah menjadi orang bau tanah yang sangat baik bagi kami, mereka membimbing kami, anak-anaknya dengan penuh cinta kasih & kebijaksanaan.
Aku teringat suatu hari ketika saya masih berusia belasan tahun. Saat itu beberapa ibu-ibu tetangga kami mengajak ibuku pergi kepembukaan pasar murah yang mengobral alat-alat kebutuhan rumah tangga. Mereka menyampaikan dikala pembukaan yakni dikala terbaik untuk berbelanja barang obral lantaran dikala itu dikala termurah dengan kualitas barang-barang terbaik.
Tapi ibuku menolaknya lantaran ayahku sebentar lagi pulang dari kantor. Kata ibuku,”Mama tak akan pernah meninggalkan papa sendirian”.
Hal itu yang selalu dicamkan oleh ibuku kepadaku. Apapun yang terjadi, sebagai seorang perempuan saya harus patuh pada suamiku & selalu menemaninya dalam keadaan apapun, baik miskin, kaya, sehat maupun sakit. Seorang perempuan harus sanggup menjadi teman hidup suaminya. Banyak orang tertawa mendengar hal itu berdasarkan mereka, itu hanya janji pernikahan, omong kosong belaka. Tapi saya tak pernah memperdulikan mereka, saya percaya pesan yang tersirat ibuku.
Sampai suatu hari, bertahun-tahun kemudian, kami mengalami duka, sesudah ulang tahun ibuku yang ke-59, ibuku terjatuh di kamar mandi & menjadi lumpuh. Dokter menyampaikan jika saraf tulang belakang ibuku tidak berfungsi lagi, & beliau harus menghabiskan sisa hidupnya di kawasan tidur.
Ayahku, seorang laki-laki yang masih sehat diusianya yang lebih tua, tapi ia tetap merawat ibuku, menyuapinya, bercerita banyak hal padanya, menyampaikan padanya jika ia mencintainya. Ayahku tak pernah meninggalkannya, selama bertahun-tahun, hampir setiap hari ayahku selalu menemaninya, ia masih suka bercanda-canda dengan ibuku. Ayahku pernah mencatkan kuku tangan ibuku, & ketika ibuku bertanya ,”untuk apa kau lakukan itu? Aku sudah sangat bau tanah & buruk sekali”.
Ayahku menjawab, “aku ingin kau tetap merasa cantik”. Begitulah pekerjaan ayahku sehari-hari, ia merawat ibuku dengan penuh kelembutan & kasih sayang, para kenalan yang mengenalnya sangat hormat dengannya. Mereka sangat kagum dengan kasih sayang ayahku pada ibuku yang tak pernah pudar.
Suatu hari ibu berkata padaku sambil tersenyum,”…kau tahu, Linda. Ayahmu tak akan pernah meninggalkan aku…kau tahu kenapa?” Aku menggeleng & ibuku melanjutkan, “karena saya tak pernah meninggalkannya…”
Itulah kisah cinta ayahku, Mohammed Huda Alhabsyi & ibuku, Yasmine Ghauri, mereka menawarkan kami anak-anaknya pelajaran wacana tanggung jawab, kesetiaan, rasa hormat, saling menghargai, kebersamaan, & cinta kasih. Bukan dengan kata-kata, tapi mereka menawarkan pola dari kehidupannya.(sumber:http://kumpulanceritamotivasi.blogspot.com)
--------------------------
cerita pendek motivasi hidup wacana kisah 1001 kelereng
--------------------------
Makin tua, saya makin menikmati Sabtu pagi. Mungkin lantaran adanya keheningan sunyi senyap alasannya saya yang pertama bangkit pagi, atau mungkin juga lantaran tak terkira gembiraku alasannya tak usah masuk kerja. Apapun alasannya, beberapa jam pertama Sabtu pagi amat menyenangkan.
Beberapa ahad yang lalu, saya agak memaksa diriku ke dapur dengan membawa secangkir kopi hangat di satu tangan dan koran pagi itu di tangan lainnya. Apa yang biasa saya lakukan di Sabtu pagi, bermetamorfosis dikala yang tak terlupakan dalam hidup ini. Begini kisahnya.
Aku keraskan bunyi radioku untuk mendengarkan suatu atrik Bincang-bincang Sabtu Pagi. Aku dengar seseorang agak bau tanah dengan bunyi emasnya. Ia tengah berbitrik mengenai seribu kelereng kepada seseorang di telpon yang dipanggil “Tom”. Aku tergelitik dan duduk ingin mendengarkan apa obrolannya.
“Dengar Tom, kedengarannya kau memang sibuk dengan pekerjamu. Aku yakin mereka menggajimu cukup banyak, tapi kan sangat sayang sekali kau harus meninggalkan rumah dan keluargamu terlalu sering. Sulit kupercaya kok ada anak muda yang harus bekerja 60 atau 70 jam seminggunya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Untuk menonton pertunjukan tarian putrimu pun kau tak sempat”.
Ia melanjutkan : “Biar kuceritakan ini, Tom, sesuatu yang membantuku mengatur dan menjaga prioritas apa yang yang harus kulakukan dalam hidupku”.
Lalu mulailah ia pertanda teori “seribu kelereng” nya.” Begini Tom, suatu hari saya duduk-duduk dan mulai menghiitung-hitung. Kan umumnya orang rata-rata hidup 75 tahun. Ya saya tahu, ada yang lebih dan ada yang kurang, tapi setrik rata-rata umumnya kan sekitar 75 tahun. Lalu, saya kalikan 75 ini dengan 52 dan mendapat angka 3900 yang merupakan jumlah semua hari Sabtu yang rata-rata dikepunyaani seseorang selama hidupnya. Sekarang perhatikan benar-benar Tom, saya mau beranjak ke hal yang lebih penting”.
“Tahu tidak, sesudah saya berumur 55 tahun gres terpikir olehku semua detail ini”, sambungnya, “dan pada dikala itu saya kan sudah melewatkan 2800 hari Sabtu. Aku terbiasa memikirkan, andaikata saya sanggup hidup hingga 75 tahun, maka buatku cuma tersisa sekitar 1000 hari Sabtu yang masih sanggup kunikmati”.
“Lalu saya pergi ketoko mainan dan membeli tiap butir kelereng yang ada. Aku butuh mengunjungi tiga toko, gres sanggup mendapat 1000 kelereng itu. Kubawa pulang, kumasukkan dalam sebuah kotak plastik bening besar yang kuletakkan di kawasan kerjaku, di samping radio. Setiap Sabtu semenjak itu, saya selalu ambil sebutir kelereng dan membuangnya”.
“Aku alami, bahwa dengan mengawasi kelereng-kelereng itu menghilang, saya lebih memfokuskan diri pada hal-hal yang betul-betul penting dalam hidupku. Sungguh, tak ada yang lebih berharga daripada mengamati waktumu di dunia ini menghilang dan berkurang, untuk menolongmu membenahi dan meluruskan segala prioritas hidupmu”.
“Sekarang saya ingin menawarkan pesan terakhir sebelum kuputuskan teleponmu dan mengajak keluar istriku tersayang untuk sarapan pagi. Pagi ini, kelereng terakhirku telah kuambil, kukeluarkan dari kotaknya. Aku berfikir, jika saya hingga bertahan hingga Sabtu yang akan datang, maka Allah telah meberi saya dengan sedikit waktu pemanis ekstra untuk kuhabiskan dengan orang-orang yang kusayangi”.
“Senang sekali sanggup berbitrik denganmu, Tom. Aku harap kau sanggup melewatkan lebih banyak waktu dengan orang-orang yang kau kasihi, dan saya berharap suatu dikala sanggup berjumpa denganmu. Selamat pagi!”
Saat beliau berhenti, begitu sunyi hening, jatuhnya satu jarumpun sanggup terdengar ! Untuk sejenak, bahkan moderator atrik itupun membisu. Mungkin ia mau memberi para pendengarnya, kesempatan untuk memikirkan segalanya. Sebenarnya saya sudah merencanakan mau bekerja pagi itu, tetapi saya ganti atrik, saya naik ke atas dan membangunkan istriku dengan sebuah kecupan.
“Ayo sayang, kuajak kau dan bawah umur ke luar, pergi sarapan”. “Lho, ada apa ini…?”, tanyanya tersenyum. “Ah, tidak ada apa-apa, tidak ada yang spesial”, jawabku, “Kan sudah cukup usang kita tidak melewatkan hari Sabtu dengan bawah umur ? Oh ya, nanti kita berhenti juga di toko mainan ya? Aku butuh beli kelereng.”
Sumber: Unknown (Tidak Diketahui)
Dikutip dari Indonesian groups
Dari setiap satu kelereng yang telah terbuang, apakah yang telah anda dapatkan ?
Apakah ……..
kesedihan
keraguan
kebosanan
rasa marah
putus asa
hambatan
permusuhan
pesimis
kegagalan ?
ataukah …….
kebahagiaan
kepercayaan
antusias
cinta kasih
motivasi
peluang
persahabatan
optimis
kesuksesan ?
Waktu akan berlalu dengan cepat. Tidak banyak kelereng yang tersisa dalam kantong anda dikala ini. Gunakan setrik bijak untuk menawarkan kebahagiaan yang lebih baik bagi anda sendiri, keluarga, dan lingkungan anda.(sumber:http://kumpulanceritamotivasi.blogspot.com)
Kali ini akan kita berikan kumpulan kisah motivasi hidup untuk kesuksesan kita di dunia dan akhorat tentunya. Sebenarnya untuk sukses anda perlu berpegang teguh dengan pedoman Islam, lantaran di sana telah lengkap segalakunci kesuksesan baik di hadist nabi atau pun di alQuran. Di Islam ada pedoman yang sangat tepat yang sanggup menghantarkan penganutnya senang dunia dan akhirat.
-----------------------------------------------
cerita motivasi wacana kisah seorang ibu tua
-----------------------------------------------
Konon pada jaman dahulu, di Jepang ada semacam kebiasaan untuk membuang orang lanjut usia ke hutan. Mereka yang sudah lemah tak berdaya dibawa ke tengah hutan yang lebat, dan selanjutnya tidak diketahui lagi nasibnya.
Alkisah ada seorang anak yang membawa orang tuanya (seorang perempuan tua) ke hutan untuk dibuang. Ibu ini sudah sangat tua, dan tidak sanggup berbuat apa-apa lagi. Si anak laki-laki ini menggendong ibu ini hingga ke tengah hutan. Selama dalam perjalanan, si ibu mematahkan ranting-ranting kecil. Setelah hingga di tengah hutan, si anak menurunkan ibu ini.
"Bu, kita sudah sampai",kata si anak. Ada perasaan sedih di hati si anak. Entah kenapa beliau tega melakukannya.
Si ibu , dengan tatapan penuh kasih berkata:"Nak, Ibu sangat mengasihi dan mencintaimu. Sejak kau kecil, Ibu menawarkan semua kasih sayang dan cinta yang ibu kepunyaani dengan tulus. Dan hingga detik ini pun kasih sayang dan cinta itu tidak berkurang.
Nak, Ibu tidak ingin kau nanti pulang tersesat dan mendapat celaka di jalan. Makanya ibu tadi mematahkan ranting-ranting pohon, semoga sanggup kau jadikan petunjuk jalan".
Demi mendengar kata-kata ibunya tadi, hancurlah hati si anak. Dia peluk ibunya erat-erat sambil menangis. Dia membawa kembali ibunya pulang, dan ,merawatnya dengan baik hingga ibunya meninggal dunia.
Mungkin kisah diatas hanya dongeng. Tapi di jaman sekarang, tak sedikit kita jumpai bencana yang ibarat kisah diatas. Banyak manula yang terabaikan, entah lantaran anak-anaknya sibuk bisnis dll. Orang bau tanah terpinggirkan, dan hidup kesepian hingga ajal tiba. kadang hanya dimasukkan panti jompo, dan ditengok jkalau ada waktu saja.
Kiranya kisah diatas sanggup membuka mata hati kita, untuk sanggup menyayangi orang bau tanah dan manula. Mereka justru butuh perhatian lebih dari kita, disaat mereka menunggu waktu dipanggil Tuhan yang maha kuasa. Ingatlah usaha mereka pada waktu mereka muda, membesarkan kita dengan penuh kasih sayang, membekali kita hingga menjadi ibarat kini ini.
----------------------------------------
cerita motivasi akal semoga tidak memaksa
----------------------------------------
Seorang kakek tengah berjalan-jalan sambil menggandeng cucunya di jalan pinggiran pedesaan. Mereka menemukan seekor kura-kura. Anak itu mengambilnya dan mengamat-amatinya. Kura-kura itu segera menarik kakinya dan kepalanya masuk di bawah tempurungnya. Si anak mencoba membukanya setrik paksa.
“Cara demikian tidak pernah akan berhasil, nak!” kata kakek, “Saya akan mencoba mengajarimu.”
Mereka pulang. Sang Kakek meletakkan kura-kura di erat perapian. Beberapa menit kemudian, kura-kura itu mengeluarkan kakinya dan kepalanya sedikit demi sedikit. Ia mulai merangkak bergerak mendekati si anak.
“Janganlah mencoba memaksa melaksanakan segala seuatu, nak!” pesan yang tersirat kakek, “Berilah kehangatan dan keramahan, ia akan menanggapinya.”
-----------------------------------------------
cerita motivasi hidup wacana kisah sepasang suami istri
-----------------------------------------------
Kisah yang menyentuh, wacana suami istri yang saling menyayangi dan saling setia. Mudah2an sanggup menjadi renungan dan motivasi bersama di hari ini.
“Namaku Linda & saya mekepunyaani sebuah kisah cinta yang memberiku sebuah pelajaran tentangnya. Ini bukanlah sebuah kisah cinta jago & mengagumkan penuh gairah ibarat dalam novel-novel roman, walau begitu menurutku ini yakni kisah yang jauh lebih mengagumkan dari itu semua.
Ini yakni kisah cinta ayahku, Mohammed Huda alhabsyi & ibuku, Yasmine Ghauri. Mereka bertemu disebuah atrik resepsi komitmen nikah & kata ayahku ia jatuh cinta pada pandangan pertama ketika ibuku masuk kedalam ruangan & dikala itu ia tahu, inilah perempuan yang akan menikah dengannya. Itu menjadi kenyataan & kini mereka telah menikah selama 40 tahun & mekepunyaani tiga orang anak, saya anak tertua, telah menikah & menawarkan mereka dua orang cucu.
Mereka senang & selama bertahun-tahun telah menjadi orang bau tanah yang sangat baik bagi kami, mereka membimbing kami, anak-anaknya dengan penuh cinta kasih & kebijaksanaan.
Aku teringat suatu hari ketika saya masih berusia belasan tahun. Saat itu beberapa ibu-ibu tetangga kami mengajak ibuku pergi kepembukaan pasar murah yang mengobral alat-alat kebutuhan rumah tangga. Mereka menyampaikan dikala pembukaan yakni dikala terbaik untuk berbelanja barang obral lantaran dikala itu dikala termurah dengan kualitas barang-barang terbaik.
Tapi ibuku menolaknya lantaran ayahku sebentar lagi pulang dari kantor. Kata ibuku,”Mama tak akan pernah meninggalkan papa sendirian”.
Hal itu yang selalu dicamkan oleh ibuku kepadaku. Apapun yang terjadi, sebagai seorang perempuan saya harus patuh pada suamiku & selalu menemaninya dalam keadaan apapun, baik miskin, kaya, sehat maupun sakit. Seorang perempuan harus sanggup menjadi teman hidup suaminya. Banyak orang tertawa mendengar hal itu berdasarkan mereka, itu hanya janji pernikahan, omong kosong belaka. Tapi saya tak pernah memperdulikan mereka, saya percaya pesan yang tersirat ibuku.
Sampai suatu hari, bertahun-tahun kemudian, kami mengalami duka, sesudah ulang tahun ibuku yang ke-59, ibuku terjatuh di kamar mandi & menjadi lumpuh. Dokter menyampaikan jika saraf tulang belakang ibuku tidak berfungsi lagi, & beliau harus menghabiskan sisa hidupnya di kawasan tidur.
Ayahku, seorang laki-laki yang masih sehat diusianya yang lebih tua, tapi ia tetap merawat ibuku, menyuapinya, bercerita banyak hal padanya, menyampaikan padanya jika ia mencintainya. Ayahku tak pernah meninggalkannya, selama bertahun-tahun, hampir setiap hari ayahku selalu menemaninya, ia masih suka bercanda-canda dengan ibuku. Ayahku pernah mencatkan kuku tangan ibuku, & ketika ibuku bertanya ,”untuk apa kau lakukan itu? Aku sudah sangat bau tanah & buruk sekali”.
Ayahku menjawab, “aku ingin kau tetap merasa cantik”. Begitulah pekerjaan ayahku sehari-hari, ia merawat ibuku dengan penuh kelembutan & kasih sayang, para kenalan yang mengenalnya sangat hormat dengannya. Mereka sangat kagum dengan kasih sayang ayahku pada ibuku yang tak pernah pudar.
Suatu hari ibu berkata padaku sambil tersenyum,”…kau tahu, Linda. Ayahmu tak akan pernah meninggalkan aku…kau tahu kenapa?” Aku menggeleng & ibuku melanjutkan, “karena saya tak pernah meninggalkannya…”
Itulah kisah cinta ayahku, Mohammed Huda Alhabsyi & ibuku, Yasmine Ghauri, mereka menawarkan kami anak-anaknya pelajaran wacana tanggung jawab, kesetiaan, rasa hormat, saling menghargai, kebersamaan, & cinta kasih. Bukan dengan kata-kata, tapi mereka menawarkan pola dari kehidupannya.(sumber:http://kumpulanceritamotivasi.blogspot.com)
--------------------------
cerita pendek motivasi hidup wacana kisah 1001 kelereng
--------------------------
Makin tua, saya makin menikmati Sabtu pagi. Mungkin lantaran adanya keheningan sunyi senyap alasannya saya yang pertama bangkit pagi, atau mungkin juga lantaran tak terkira gembiraku alasannya tak usah masuk kerja. Apapun alasannya, beberapa jam pertama Sabtu pagi amat menyenangkan.
Beberapa ahad yang lalu, saya agak memaksa diriku ke dapur dengan membawa secangkir kopi hangat di satu tangan dan koran pagi itu di tangan lainnya. Apa yang biasa saya lakukan di Sabtu pagi, bermetamorfosis dikala yang tak terlupakan dalam hidup ini. Begini kisahnya.
Aku keraskan bunyi radioku untuk mendengarkan suatu atrik Bincang-bincang Sabtu Pagi. Aku dengar seseorang agak bau tanah dengan bunyi emasnya. Ia tengah berbitrik mengenai seribu kelereng kepada seseorang di telpon yang dipanggil “Tom”. Aku tergelitik dan duduk ingin mendengarkan apa obrolannya.
“Dengar Tom, kedengarannya kau memang sibuk dengan pekerjamu. Aku yakin mereka menggajimu cukup banyak, tapi kan sangat sayang sekali kau harus meninggalkan rumah dan keluargamu terlalu sering. Sulit kupercaya kok ada anak muda yang harus bekerja 60 atau 70 jam seminggunya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Untuk menonton pertunjukan tarian putrimu pun kau tak sempat”.
Ia melanjutkan : “Biar kuceritakan ini, Tom, sesuatu yang membantuku mengatur dan menjaga prioritas apa yang yang harus kulakukan dalam hidupku”.
Lalu mulailah ia pertanda teori “seribu kelereng” nya.” Begini Tom, suatu hari saya duduk-duduk dan mulai menghiitung-hitung. Kan umumnya orang rata-rata hidup 75 tahun. Ya saya tahu, ada yang lebih dan ada yang kurang, tapi setrik rata-rata umumnya kan sekitar 75 tahun. Lalu, saya kalikan 75 ini dengan 52 dan mendapat angka 3900 yang merupakan jumlah semua hari Sabtu yang rata-rata dikepunyaani seseorang selama hidupnya. Sekarang perhatikan benar-benar Tom, saya mau beranjak ke hal yang lebih penting”.
“Tahu tidak, sesudah saya berumur 55 tahun gres terpikir olehku semua detail ini”, sambungnya, “dan pada dikala itu saya kan sudah melewatkan 2800 hari Sabtu. Aku terbiasa memikirkan, andaikata saya sanggup hidup hingga 75 tahun, maka buatku cuma tersisa sekitar 1000 hari Sabtu yang masih sanggup kunikmati”.
“Lalu saya pergi ketoko mainan dan membeli tiap butir kelereng yang ada. Aku butuh mengunjungi tiga toko, gres sanggup mendapat 1000 kelereng itu. Kubawa pulang, kumasukkan dalam sebuah kotak plastik bening besar yang kuletakkan di kawasan kerjaku, di samping radio. Setiap Sabtu semenjak itu, saya selalu ambil sebutir kelereng dan membuangnya”.
“Aku alami, bahwa dengan mengawasi kelereng-kelereng itu menghilang, saya lebih memfokuskan diri pada hal-hal yang betul-betul penting dalam hidupku. Sungguh, tak ada yang lebih berharga daripada mengamati waktumu di dunia ini menghilang dan berkurang, untuk menolongmu membenahi dan meluruskan segala prioritas hidupmu”.
“Sekarang saya ingin menawarkan pesan terakhir sebelum kuputuskan teleponmu dan mengajak keluar istriku tersayang untuk sarapan pagi. Pagi ini, kelereng terakhirku telah kuambil, kukeluarkan dari kotaknya. Aku berfikir, jika saya hingga bertahan hingga Sabtu yang akan datang, maka Allah telah meberi saya dengan sedikit waktu pemanis ekstra untuk kuhabiskan dengan orang-orang yang kusayangi”.
“Senang sekali sanggup berbitrik denganmu, Tom. Aku harap kau sanggup melewatkan lebih banyak waktu dengan orang-orang yang kau kasihi, dan saya berharap suatu dikala sanggup berjumpa denganmu. Selamat pagi!”
Saat beliau berhenti, begitu sunyi hening, jatuhnya satu jarumpun sanggup terdengar ! Untuk sejenak, bahkan moderator atrik itupun membisu. Mungkin ia mau memberi para pendengarnya, kesempatan untuk memikirkan segalanya. Sebenarnya saya sudah merencanakan mau bekerja pagi itu, tetapi saya ganti atrik, saya naik ke atas dan membangunkan istriku dengan sebuah kecupan.
“Ayo sayang, kuajak kau dan bawah umur ke luar, pergi sarapan”. “Lho, ada apa ini…?”, tanyanya tersenyum. “Ah, tidak ada apa-apa, tidak ada yang spesial”, jawabku, “Kan sudah cukup usang kita tidak melewatkan hari Sabtu dengan bawah umur ? Oh ya, nanti kita berhenti juga di toko mainan ya? Aku butuh beli kelereng.”
Sumber: Unknown (Tidak Diketahui)
Dikutip dari Indonesian groups
Dari setiap satu kelereng yang telah terbuang, apakah yang telah anda dapatkan ?
Apakah ……..
kesedihan
keraguan
kebosanan
rasa marah
putus asa
hambatan
permusuhan
pesimis
kegagalan ?
ataukah …….
kebahagiaan
kepercayaan
antusias
cinta kasih
motivasi
peluang
persahabatan
optimis
kesuksesan ?
Waktu akan berlalu dengan cepat. Tidak banyak kelereng yang tersisa dalam kantong anda dikala ini. Gunakan setrik bijak untuk menawarkan kebahagiaan yang lebih baik bagi anda sendiri, keluarga, dan lingkungan anda.(sumber:http://kumpulanceritamotivasi.blogspot.com)
Advertisement